Kehilangan legenda
Dunia musik Indonesia kehilangan bakat hebat Elfa Secioria pada awal Januari 2011. Elfa adalah salah satu bakat Indonesia yang diakui hingga level internasional, salah satunya pada orkes simfoni Yamaha di Budokan Hall, Tokyo (konduktor) dan ASEAN Song Festival (aransemen terbaik, 1982 dan 1984).
Selain itu, Franky Hubert Sahilatua, salah satu legenda folk Indonesia meninggal pada usia 57 tahun pada bulan April lalu. Sempat berjibaku melawan kanker tulang belakang selama hampir dua tahun, biduan yang juga aktif dalam berbagai gerakan sosial ini akhirnya meninggalkan kita dengan puluhan katalog folk dari rentang 1970-an hingga 2011. Salah satu karya Franky adalah “Pancasila Rumah Kita”.
Utha Likumahuwa, penyanyi legendaris dengan suara dan penjiwaan yang khas meninggal dunia pada 13 September 2011. Utha wafat setelah 76 hari berjuang melawan stroke. Penembang hits “Sesaat Kau Hadir” dan “Puncak Asmara” ini juga tercatat kebintangannya dalam beberapa festival di tingkat Asia Pasifik.
Andy Tielman juga wafat pada awal November 2011. Andy yang dijuluki “Godfather of Indorock” adalah pentolan dari band The Tielman Brothers, salah satu legenda rock ‘n’ roll Indonesia yang ironisnya lebih terkenal di Eropa. Andy adalah salah satu yang memopulerkan gaya bermain gitar atraktif (berguling, di belakang kepala, dengan gigi) yang banyak ditiru banyak gitaris hebat dunia.
Yang mengenaskan dari kehilangan legenda musik ini adalah karena almarhum Franky dan Utha ternyata mengalami kesulitan biaya untuk pengobatan mereka. Banyak pertanyaan kemudian muncul, terutama pada aspek penghargaan dan royalti untuk mereka (dan artis pada umumnya) yang minim.
Vakum atau bubar?
Kumpulan Dewa, Padi, Mocca adalah tiga band yang kurang jelas masa depannya. Ketiganya sangat jaya: Dewa pada era ’90-an, Padi pada era pembukaan milenium baru, dan Mocca yang menandai kebangkitan musik indie di Indonesia. Dewa malah sudah tidak berkarya lagi selama dua tahun dan juga ditinggal sang vokalis, Once. Sementara Padi vakum setelah sang penggebuk drum, Yoyo, terjerat kasus narkotik. Mocca ditinggal vokalis yang terbang ke Amerika Serikat—dan kuartet ini sudah mengadakan konser perpisahan pada Juli lalu.
Konser batal
Skandal! Inilah kata yang tepat untuk dua konser di Indonesia yang tidak jadi digelar pada tahun 2011. Dibatalkannya konser Motley Crue yang digawangi promotor MLive sempat menjadi kasus hangat dan hingga saat ini proses pengembalian uang tiket tak urung jelas. Beberapa metalheads pembeli tiket pun melapor ke polisi. Sementara untuk kasus konser CN Blue (boyband dari Korea Selatan), promotor Starlight gagal memenuhi permintaan teknis. Hingga akhir Desember ini, ternyata pengembalian uang tiket ke pembeli juga tak jelas. Dari dua kasus di atas, konsumen telah menjadi korban.
Ada juga beberapa konser lain yang batal atau diundur seperti Anthrax, Elton John atau Chris Brown, namun tak jadi kasus seperti pembatalan dua konser di atas.
Jambul Syahrini
Sepertinya karier musik Syahrini semakin kekurangan substansi. Ini terlihat ketika ia mulai merambah mode dan mencari perhatian publik dengan jambul khatulistiwa dan jambul terowongan Casablanca.
Album keempat SBY
Di tengah masalah-masalah nasional yang tak terselesaikan seperti korupsi, konflik agama, kasus kekerasan petani dan pelanggaran hak asasi manusia, Presiden SBY masih sempat merilis album “Harmoni” pada akhir Oktober lalu. Entah hobi entah pencitraan, manuver ini menuai kritik dari berbagai kalangan. Dari sisi musik sekalipun, “Harmoni” jadi lebih dipandang sebagai pencitraan ketimbang sebuah karya.
Pembajakan musik
LSM Heal Our Music mengatakan, sepanjang tahun 2010 musik legal yang diunduh bernilai sekitar Rp 48 juta lebih. Sementara itu, unduhan ilegal bernilai sekitar Rp 12 triliun. Kita juga bisa melihat penjualan musik bajakan dalam berbagai bentuk masih marak di emperan jalan dan mal-mal.
dikutip dari :
http://yahoo.com
0 comments:
Posting Komentar